Mantan
Sore itu ku melangkahkan kaki ini
untuk bergegas keluar kantor. Ada janji, ya ada janji bersama ke 3 temanku.
Teman yang sejak kecil bersama – sama, satu sekolah, satu kampung namun berbeda
hobby. Sore itu aku bersemangat karena sore itu sore yang jarang terjadi. Kita
mampu berkumpul ber 4 untuk menyamakan waktu yang hanya sekedar untuk makan
malam dan berbincang. Setelah bertemu dan sedikit berselisih untuk menentukan
makan dimana dan makan apa. Akhirnya kita sepakat untuk makan Nasi. Kita pun
akhirnya hanya nongkrong di food court dan memilih pilihan hati dengan enu
utama Nasi. Ya memang anak kampung pasti lebih menyukai nasi dari pada sekedar
Roti dan kopi – kopi berMerk mahal. Hehe…
Sore itu sebut saja salah satu
temanku yang bernama caca. Caca ingin bertemu mantannya yang sejak sekolah
dahulu sudah berpacaran namun kandas di tengah jalan. Sedangkan keluarganya
sudah saling menyetujui. Yah..mungkin itu yang namanya jodoh, jodoh yang tak
terlaksana. Caca brcerita bahwa sang mantan yang berprofesi pilot itu telah
banyak berubah. Tidak seperti jaman sekolah dahulu yang masih sangat polos.
Namun sekarang ia berubah tumbuh menjadi seorang laki – laki yang dewasa dan
suka minum – minuman. Caca sangat
mengkhawatirkannya, walau sebenarnya caca sudah menemukan tambatan hati
lainnya, Bima namanya.
Tilulit…tilulit…tilulit… “Bima
telpon! Ssttt jangan bilang apa-apa ya”, tanda untuk kami ber 3 tutup mulut.
Lalu caca pun menghindari kami dan berbincang berdua bersama Bima, entah apa
yang mereka perbincangkan. Namun bima meminta berbicara denganku dan bima
berkata “na..titip caca ya na. I am really love her. Sedikit bocoran buat lo
na, bulan depan gw mau kasih cincin ke caca. Tapi please jaga rahasia ini dulu”
| “ok bim…”.
Hah… senyum simpulku pun ku
lembar ke caca dan sambil melihat raut muka caca yang sedikit penasaran apa
yang di katakana bima. Langsung saja ku katakana “udah ca, dia Cuma takut
kehilangan lo, jadi gw di suruh jadi bodyguard lo.hehehe…” sepontan kita ber 4
pun tertawa. Lalu dengan penasaran dan sedikit kepo kepada caca ada apa
sebenarnya ia ingin bertemu dengan mantannya yang sudah jauh berbeda itu dan
jadi ugal – ugalan walau berprofesi sebagai pilot. Tetapi caca pun tak banyak
memberikan info, ia Cuma berkata “nara..narayana sudhiro, gw Cuma mau ketemu
doang ko,Cuma ingin tahu dia seperti apa.”. entahlah aku percaya atau tidak
namun yang pasti caca kangen dengan mantannya itu.
Karena caca hanya ingin
berbincang berdua dengan mantannya itu maka kita pun hanya dapat melihat mereka
berdua dari kejauhan, tanpa tahu apa yang sedang diperbincangkannya. Namun
jelas tertangkap oleh mataku, mereka saling menatap dengan teduhnya dan
menerang jauh ke dalam mata masing -
masing. Mereka bagai dua manusia yang terpisah lama namun sebenarnya tak
mampu untuk berpisah. Tatapan mereka teduh nan canggung. Berbinar namun
tersirat binar kesedihan. Tersenyum tapi tak mengartikan bahagia. Akunpun tak
habis fikir mengapa caca masih ingin bertemu mantannya itu yang usut boleh usut
bahwa ia meninggalkan caca untuk seorang wanita lain dan demi cita – citanya
ingin menjadi pilot maka ia meninggalkan caca. Ahh… fikiran macam apa itu.
Setelah mereka berbincang dan
akhirnya mantan caca pun menghampiri kami ber 3 dan berpamitan pulang karena
harus menemui pacarnya.kami pun meresponnya dengan sangat baik agar caca tak
kecewa karena mantannya kami cuekin. Mantan caca pun pulang dan kami ber 4
kembali.
Sudah puas kami berbincang dan
makan, dan sekarang waktunya kami pulang. Dan kulihat mata caca berbinar serta
raut mukanya berubah menjadi lebih tenang dan bahagia. Lalu ku berbisik
padanya. “are u ok?” | “yap..i am really ok and really happy more than u.
hahaha…” | “why ca?” | “karena gw sudah lega dan gw sudah siap menyongsong
hidup baru yang lebih baik sama bima.”, “nara…gw Cuma butuh waktu sedikit untuk
bertemu dengannya, cukup 1 kali dan setelah ini tidak ada pertemuan lagi
dengannya”, “nara…gw rasa lo pun harus melakukan hal yang sama seperti gw.
Bertemu dengannya!” | “maksudnya ca?,ahh… iam fine really fine” | “lo akan tahu
ketika sudah bertemu dengannya lagi, bukan lagi cinta yang lo mau darinya,
namun sebuah pertemuan yang menandakan pengikhlasan untuk perpisahan kalian”,
“nara..sama seperi mantan gw itu, ia tidak baik namun bima yang lebih baik”,
“sama seperti lo dan mantan lo itu, ia tak baik untuk lo namun ada 1 pria yang
lebih baik lagi untukmu naraya”|”ok perbincangan selesai ya ca.hehe..” | “tp
coba deh di lakuin na…”.
Kami pun berjalan pulang ke arah
parkiran, melawati ATM Center lalu berbelok dan… “mantan…” tertegun melihatnya,
ingin menghindar lalu berputar arah rasanya lalu jauh – jauh darinya. Namun
langkahku tertahan namaku dipanggilnya. “Naraaa… Naraya kan?” | “iii…iiya…kamu
apa kabar?” | “baik nara” | “kamu sendiri?” | “sama baiknya seperti kamu”.
Persis pertanyaan ini seperti buku kesukaanku filosofi kopi judulnya cuaca. “cuaca
bagi kami adalah metafora.menanyakan cuaca menjadi ungkapan yang digunakan saat
masing – masing pihak menyimpan hal lain yang gentar diutarakan”. Sama menanyakan
kabar adalah seperti cuaca, enggan diutarakan agar yang tersirat tetap tak
tersurat dan tak mampu di ketahui olehnya.
Sedikit berbincang dengannya
diawal badan ini kaku untuk 3 menit awal, namun setelah itu aku mampu
mengatasinya dan mulai relax. Aku tatap matanya aku lihat bibirnya dan kulihat
gerak – geriknya. Namun kosong rasanya, dan yang ku lakukan hanyalah tersenyum.
Tak lama pertemuan ini, di akhir kalimat perpisahan ku selipkan kata “jaga
dirimu, jaga bidadarimu yang baru”. Lalu ia berpamitan meninggalkanku,
memunggungiku. Dan terakhir ini ku lekat – lekat lihat punggung itu menjauh. Aku
sekarang tahu maksud caca bertemu mantannya dan ternyata seperti ini tak
semenakutan seperti yang kubayangkan dan semudah ini ikhlas untuknya pergi. Karna
tak sesulit yang dibayangkan untuk move on dari mantan. Cukup 1 kali pertemuan
terakhir setelah memutuskan berpisah, dengan melihatnya maka rasa ikhlas pun datang
dengan sendirinya, karena sebenarnya kita hanya cemas dengan keadaannya. Setelah
bertemu dan ia baik – baik saja maka cemas itu pun hilang dan berganti ikhlas. Percayalah
dan rasakanlah nyata adanya.
Khinnethia
*malam lebaran,keping-keping*
Khinnethia
*malam lebaran,keping-keping*
Komentar