Fathia Punya Cerite...

". . . Dia si orang lama, bagaikan angin sepoi-sepoi di laut ketika senja datang. Angin yang tidak membuat kulit ini menjadi hitam dan angin yang mengantarkanku ke malam hari yang sebenarnya senja itu sangatlah tidak indah. Angin itu pula yang menemaniku di kala malam dan gelap datang, yang hanya sekedar dengar cerita sedihku saja. Ya dia..dia..yang saat ini sebagai penghibur ku. Tapi..lagi – lagi Tuhan aku mohon petunjuk akan semua ini dan ku memohon jangan ada lagi yang tersakiti ataupun yang menyakiti hati dan perasaan ini dan orang lain. aku rasa sudah cukup rasa ini dengannya, rasa yang semu , rasa yang memabukkan dan ketika tersadar maka yang terasa hanyalah rasa pening di kepala. .." *coretan lama coretan kusam coretan dia*

Duduk diam di ruang tengah dan terdengar hiruk pikuk suara siaran TV Bola WorkCup 2010 dari balik headphone. Lalu aku pun menatap dingin ke layar monitor. Dan berfikir apakah layar ini begitu istimewa? Yang hanya berbentuk kotak antara 12” sampai 14”, yang dimana isi monitor itu di penuhi dengan program-program, dan aplikasi yang entah apa namanya karena terlalu sulit bagiku untuk mengucapkannya dan mengingatnya. Tetapi aku pun tidak tahu pasti mengapa aku tidak dapat dengan mudah mengingat dan mengucapkan segalanya itu, Entah karena sulit atau memang enggan. Yang sesungguhnya segalanya itu sangat dekat dengan kehidupanku dan dirinya. Ah, aku mungkin terlalu muak karena seseorang yang disana yang jauh di sana dapat betah untuk berlama-lama bersamanya. Aku pun tahu dan sadar bahwa sejak dahulu kala dia sudah bersamamu. jauh..jauh sebelum bertemu denganku dan akhirnya kita memutuskan untuk bersama menjalin sebuah hubungan yang lebih dari sebuah kata TEMAN. Mungkinkah aku terlalu egois k

Hening Diam Mencekam Semua Diam!!! Apa yang dipikirkan mereka semua? Segala kepala mempunyai pikirannya sendiri Tetapi aku tahu...satu yang pasti Mereka . . . B E N C I *meja teller di sore hari *